“Satu paket masih menunggu keputusan karena masih ada pemeriksaan dari Barjas Setda Kudus,” ujarnya.
Terkait penyebab belum dimulainya perbaikan sekolah rusak pada awal tahun, di antaranya, karena masih ada tahap perencanaan yang diikuti survei harga, penyusunan analis, pembuatan gambar bangunan yang hendak diperbaiki.
Kemudian penyebab lain adalah penyusunan rencana anggaran biaya (RAB), dan penentuan harga perkiraan sendiri (HPS). Lalu masih ada koreksi, sehingga membutuhkan waktu yang tidak pendek.
Sebelumnya, kata dia, juga masih ada libur Lebaran sehingga waktunya baru bisa dioptimalkan setelahnya.
Baca Juga: Menteri Tito Tegaskan ASN Harus Jaga Netralitas Pilkada
Anggaran perbaikan 115 SD dan SMP yang mengalami kerusakan pada APBD 2024 sebesar Rp23,79 miliar.