Kondisi Lansia
Prof Septelia yang merupakan Guru Besar Biokimia dan Biologi Molekuler FKUI melalui hasil temuannya, dia memaparkan para lansia di kedua wilayah tersebut sama-sama masih aktif sehari-hari, aktif sedari muda, masih mandiri dalam beraktivitas, serta tetap beraktivitas meski merasakan sedikit rasa sakit.
Di bidang sosial ekonomi, lanjutnya, para lansia tetap menjaga hubungan terhadap keluarga dan orang-orang yang berada di sekitarnya, mendapatkan perawatan yang baik dari orang di sekitarnya, serta senantiasa melakukan aktivitas religius.
Faktor berikutnya, kata Septelia, yakni faktor lingkungan. Ia menjelaskan para lansia merasa nyaman dengan lingkungan mereka tinggal, serta mengetahui nilai positif dan negatif dari lingkungan tersebut.
Terakhir, tambah dia, yakni faktor nutrisi. Ia menyebut para lansia di Gili Iyang dan Dusun Miduana sama-sama mengonsumsi makanan yang sehat, segar, dan bersumber langsung dari alam. Terkhusus di Gili Iyang, lansia setempat mengonsumsi nasi jagung, ikan laut, dan daun kelor.
Baca Juga: Salah Satu Amalan di Malam 1 Muharram, Insya Allah Akan Hidup Bersih Setahun ke Depan
“Lebih lanjut diperlukan studi molekuler untuk meneliti faktor genetik dan biologis untuk pendekatan kedokteran yang presisi pada populasi panjang usia penuaan aktif dan sehat di Indonesia,” ujarnya.