Fokuskan di Jalan Protokol
Langkah tersebut, kata Ita, tidak hanya mengurangi volume sampah organik, tetapi juga bisa mengolahnya menjadi kompos yang bermanfaat.
Oleh karena itu, Ita berharap gerakan tersebut tidak hanya menjadi acara seremonial semata, tetapi berkembang menjadi budaya yang meluas di masyarakat.
Lebih lanjut, ia menekankan pentingnya pembuatan biopori di jalan-jalan protokol Kota Semarang, terutama di daerah yang sering mengalami genangan air saat hujan, seperti Jalan Pahlawan dan Jalan Pemuda.
“Nah, saya minta ini utamanya di jalan-jalan protokol, seperti kita tahu kalau setiap hujan itu kan selalu tergenang seperti Jalan Pahlawan atau Jalan Pemuda, ada genangan sehingga ini juga bisa membantu air itu tidak semua masuk drainase tetapi juga masuk ke dalam biopori-biopori,” katanya.
Baca Juga: 1.000 Hari Pertama Kehidupan Jadi Periode Emas Penentu Masa Depan Anak
Sementara itu, Dinas Lingkungan Hidup (DLH) juga akan memperbanyak biopori di 17 titik ruang terbuka hijau (RTH) yang tersebar di 11 kecamatan Kota Semarang.