Melibatkan Psikiater dan Psikolog
Ia menjelaskan bahwa aplikasi tersebut memungkinkan siswa SMP untuk mengisi kuesioner yang terdiri atas 25 item yang akan membantu menilai gangguan perilaku, gangguan peer group, dan gangguan emosional.
“Sasarannya yakni semua SMP, semua siswa SMP mengisi kuesioner tersebut. Kemudian kita kumpulkan dan screening lagi. Setelah diisi, guru BK akan mencocokkan melihat hasilnya dan bekerja sama dengan psikolog untuk menentukan langkah selanjutnya,” katanya.
Nantinya, kata dia, apabila ditemukan siswa yang membutuhkan pendampingan maka pihaknya juga akan melibatkan psikiater maupun psikolog yang bekerja sama dengan Universitas Katolik Soegijapranata Semarang agar siswa-siswi tersebut memperoleh perhatian lebih.
Berdasarkan hasil penelitian deskriptif terhadap 578 pelajar SMP di Semarang yang dilakukan oleh dr. Fitri Hartanto dan dr. Hendriani Selina, menunjukkan bahwa masalah emosi ditemukan pada 18,5 persen siswa, perilaku 13,9 persen, “total difficulties” 9,1 persen, prososial 8,1 persen, hiperaktif 4,9 persen, dan “peer group” 3,8 persen.
Baca Juga: Imigrasi Jateng: Kerawanan Orang Asing Bisa Terjadi di Magelang
Pada studi awal penggunaan aplikasi SDQ digital di dua SMP juga menemukan lima siswa yang memerlukan bimbingan dengan psikiater di RSWN.