Petani muda sudah miliki suplier besar
Berbeda dengan yang lain, kata dia, sistem pertaniannya sangat terintegrasi dan terpadu, termasuk pupuk yang digunakan hingga pestisidanya berasal dari bahan-bahan organik, seperti kotoran ternak dan sampah rumput sisa pakan ternak.
Tak hanya itu, lanjut dia, pepaya yang ditanam juga menggunakan konsep tumpang sari dengan sayur-sayuran.
Bedanya, model tumpang sari dilakukan menggunakan pembatas plastik agar tanaman lain dan pepaya tidak berebut nutrisi.
Dalam distribusi hasil panen, ia mengatakan mereka juga sudah memiliki pasar tersendiri dan memiliki “offtaker” atau pemasok kebutuhan serta suplier besar untuk memasarkan pepaya hasil panen.
Baca Juga: Tembus Rp100 Juta, Lelang Gitar Eross Sheila on 7 untuk Gaza Ditutup
“Yang luar biasa lagi, penghasilan petani untuk lahan 1 hektare yang ditanami pepaya dan jenis tanaman lain, mencapai Rp450 juta selama tiga tahun usia pohon pepaya. Apalagi, ‘offtaker’-nya sudah jelas,” katanya.