Hal senada juga disampaikan Dulgani (82). Dulunya saat masih ada togel atau SDSB, banyak orang mendatangi yang pohon randu alas alas tersebut.
“Dulu banyak orang yang ke situ mencari nomer (togel),” ujarnya.
“(Angker) Kalau yang belum ngambah (belum terbiasa), saya biasa. Biasanya saya yang membersihkan, nyapu,” ucap Dulgani.
Ia menyebut warga sekitar tak ada yang tahu usia persis pohon randu alas ini. Warga hanya mendengar cerita turun-temurun.
“Saya umur sudah 82 tahun. (Keberadaan) Pohon itu sampai sekarang sudah 6 keturunan. Saya umur 82 tahun dikalikan 6, sudah berapa (tahun), kan 400-an (tahun),” kata Dulgani.
Baca Juga: Tejo: Jangan Percaya Jika Ada yang Janjikan Lulus Seleksi Calon Taruna
“Itu berdasarkan cerita turun-temurun (silsilah) dari mbah cikal bakal, mbah canggah, mbah buyut, mbah saya (langsung), biyung (ibu), dan saya. Saya tahu ya sudah seperti itu (besarnya),” sambung dia.