DPRD Sragen kecewa dengan kabar gagalnya rencana investor pabrik sepatu asal Korea Selatan berinvestasi di Desa Bonagung, Kecamatan Tanon. Atas kejadian itu DPRD mendesak pemerintah kabupaten setempat untuk mengejar investor agar tidak benar-benar ”kabur” dari Sragen.
Anggota Komisi II DPRD Sragen Endro Supriyadi mengatakan, pemerintah harus bertanggung jawab mengamankan investasi. Sebab, kehadiran investor yang masuk akan berdampak pada perekonomian Kabupaten Sragen.
”Jangan lantas seolah ini lempar tangan problemnya di warga. Investasi yang mudah tentu seolah cepat turun, sedangkan situasi yang terkendala seperti saat ini seolah kesulitan,” ujarnya, Rabu, 21 Mei 2024 seperti dilansir dari Radarsolo.
Baca Juga: Warga Tolak Harga Tanah, Pabrik Sepatu Asal Korea Selatan Batal Masuk ke Sragen
Semestinya, kata dia, kondisi di lapangan bisa dipahami dan segera diambil tindakan yang tidak merugikan warga maupun menghambat investasi. Dengan situasi ini, dia menilai perizinan gagal mengawal dan mengamankan investasi di Sragen.
Pihaknya khawatir para investor merasa takut jika tidak mendapat penjelasan yang gamblang atas situasi ini. Investor, kata Endro akan mengira sulit berinvestasi di Sragen.
“Padahal di lokasi lain, meski nilai investasinya lebih kecil, nyatanya bisa diselesaikan baik-baik dengan warga,” kata dia.
Baca Juga: Potensi Rekrut 20.000 Tenaga Kerja Kandas, Pemkab Sragen Sesalkan Warganya Karena Tindakan Ini
Salah seorang petani Syahrul yang setuju menjual tanahnya mengatakan beruntung. Dia menjual bidang tanah yang dinilai kurang produktif sekitar 500 meter ke investor asal Korea Selatan itu.
Hasil penjualannya, dia bisa membeli bidang tanah yang lain seluas 1.300 meter. Bahkan sisanya, digunakan untuk renovasi rumah.
”Tanah bapak, berupa sawah milik Pak Karno, RT 15 Dukuh Cengklik, 500 meter. Alhamdulillah, lebih untung. Kalau dulu lokasi sawahnya sulit air. Kadang dianggurin. Kalau sekarang bisa dapat tanah buat investasi, bisa ditanami,” ujarnya.
Baca Juga: Reaksi Warga Atas Gagalnya Pabrik Sepatu Asal Korea Selatan Berdiri di Sragen: Bahagia
Syahrul mengatakan, rela melepas tanah karena berpikir untuk perkembangan ekonomi ke depan.
Dengan adanya industri, maka akan ada serapan tenaga kerja, UMKM dan sebagainya. Pihaknya berharap warga yang enggan melepas untuk bisa berubah pikiran.
”Kalau belum melepas lahan, itu hak pribadi, tapi kalau bisa mendukung lebih baik. Kita juga meminta karyawan yang bekerja diutamakan juga warga sekitar,” ujarnya.
Baca Juga: Sistem Berubah, PPDB Tahun Ajaran 2024/2025 di Temanggung Dimulai dengan Jalur Afirmasi
Sebelumnya diberitakan bahwa investor asal Korea Selatan yakni PT
Sebelumnya diberitakan perusahaan manufaktur alas kaki asal Korea Selatan PT. TKG Taekwang Taekwang gagal membangun pabriknya di Sragen, Jawa Tengah.
Sejak dua tahun lalu sebagian warga Desa Bonagung, Kecamatan Tanon, Sragen tidak menyetujui harga dari lahan yang akan dibebaskan untuk investor dari Korea Selatan tersebut. Lahan tersebut akan digunakan untuk membangun pabrik.
Padahal, menurut pemerintah setempat dengan kehadiran investor di Sragen mampu membuka lapangan kerja sebanyak 20.000 jiwa.
Dengan adanya potensi jumlah karyawan yang terserap sebanyak 20.000 jiwa, maka diprediksi akan ada perputaran uang gaji Rp 170 miliar (per bulan). ,