Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) menilai program sastra masuk kurikulum dapat memotivasi guru untuk menggunakan karya sastra. Pasalnya, karya sastra banyak menawarkan nilai-nilai yang sulit didapatkan dari buku-buku non fiksi.
Kepala Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan (BSKAP) Kemendikbudristek Anindito Aditomo memberi contoh penggunaan sastra dalam pengajaran. Ia mengatakan, belajar sejarah bisa dilakukan dengan membaca buku Bumi Manusia.
“Belajar sejarah misalnya dengan membaca buku bumi manusia itu jauh lebih menarik melalui kisah Minke misalnya. Itu jadi titik masuk yang sangat membantu guru untuk memperdalam pemahaman dan empati murid,” kata Anindito Aditomo, Sabtu, 1 Juni 2024.
Baca Juga: Kemendikbudristek Terbitkan Kembali Buku Panduan Sastra
Menurut Anindito, tanpa bantuan karya sastra akan sulit bagi guru untuk membawa murid mempelajari sejumlah menuju alam pikir.
Meski demikian, Anindito mengatakan pengunaan sastra sebagai bahan ajar bukanlah sebuah kewajiban.
“Pendekatannya tidak diwajibkan karena kita tahu bahwa kesiapan guru juga berbeda-beda. Ini perlu waktu panjang sekali,” ujar Anindito.