Perceraian menjadi faktor yang mempengaruhi kesehatan mental anggota kaluarga yang mengalaminya, terutama bagi psikologis anak. Perceraian menyebabkan sebuah keluarga tidak lagi hidup bersama seperti yang seharusnya.
Jika tidak segera ditangani dengan tepat, dampak perceraian orang tua pada anak bisa berlanjut hingga ia beranjak dewasa.
Melansir dari laman Rumah Sakit Siloam, ada 6 dampak negatif yang ditimbulkan dari kasus perceraian ini.
Gangguan Perilaku
Dapat memicu terjadinya gangguan perilaku. Memiliki keluarga yang tidak harmonis membuat anak kehilangan sosok orang tua yang bisa menjadi sandaran. Karena itu, sebagian anak kerap mengalami perubahan suasana hati yang tidak menentu (mood swing).
Jika dibiarkan, saat dewasa anak akan mengalami gangguan kepribadian antisosial atau gangguan kepribadian narsistik.
Baca Juga: Tingkat Perceraian Tinggi, Ada 1.500 Kasus Cerai Tiap Tahun di Karanganyar
Menurunkan Prestasi Akademik dan Performa Kerja
Dampak berikutnya dari perceraian adalah anak cenderung lebih rentan mengalami gangguan belajar. Ia kesulitan untuk memusatkan fokus dan konsentrasi.
Akibatnya, dia lebih berisiko mengalami penurunan prestasi akademik. Jika berlangsung dalam jangka panjang, kondisi ini juga turut memengaruhi performa kerja anak setelah mereka beranjak dewasa.
Rendah Diri
Kehilangan figur orang tua menjadi salah satu faktor yang memiliki pengaruh besar terhadap kondisi psikologis anak akibat kasus ini.
Bahkan, kondisi tersebut juga dapat membuat anak merasa marah atau justru menyalahkan diri sendiri karena menganggap merekalah yang menjadi penyebab perceraian orang tua.
Jika dibiarkan, bisa menurunkan self esteem (harga diri) anak yang membuat mereka merasa tidak percaya diri, malu, dan cenderung menarik diri dari lingkungan sosial.
Baca Juga: Cara Membuat Menu Martabak Manis Teflon Ala Rumahan, Pakai Wajan Ukuran 22 Cm
Depresi
Dampak berikutnya adalah depresi. Perceraian orang tua dapat menimbulka efek traumatis yang mendalam pada anak. Kondisi ini juga dapat menyebabkan anak merasa frustrasi dengan keadaan yang dialaminya sehingga membuat mereka merasa sangat sedih atau bahkan kehilangan minat untuk melakukan aktivitas sehari-hari.
Bila dibiarkan, berisiko menimbulkan munculnya keinginan untuk melukai diri sendiri (self harm) atau bunuh diri.
Baca Juga: Hakim Batalkan Putusan PN Jepara, Aktivis Lingkungan Karimunjawa Daniel Frits Bebas
Kesulitan untuk Menentukan Tujuan Hidup
Perceraian bisa mengubah pola pikir dan perilaku seseorang hingga ia beranjak dewasa. Selain itu, kondisi ini juga membuat anak khawatir dan takut untuk menjalani hidup. Ia akan sangat berhati-hati atau bahkan tidak bisa menentukan tujuan hidupnya dengan baik karena khawatir akan mengalami kejadian serupa.
Kesulitan untuk Menjalin Hubungan Serius
Kegagalan hubungan yang terjadi pada kedua orang tua kerap membuat anak broken home merasa enggan untuk berkomitmen atau menjalin hubungan yang serius saat mereka sudah memasuki usia dewasa. Selain itu, trauma masa lalu ini juga sering kali membuat anak merasa takut, malu, dan menganggap dirinya tidak layak untuk dicintai.