INVERSI JATENG – Pemerintah Kota Pekalongan, Jawa Tengah, mendeteksi dini (skrining) kusta untuk menemukan penderita baru penyakit itu secara aktif dalam lingkup yang lebih kecil secara rutin.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Pekalongan Slamet Budiyanto mengatakan bahwa kusta disebabkan oleh kuman (mycobacterium leprar) yang dapat menyerang kulit, saraf tepi, dan jaringan tubuh lainnya.
“Penyakit kusta bisa menular meski tidak mudah menular. Penularan penyakit ini terjadi ketika pasien kontak erat yang lama dengan orang lain yang mengidap kusta,” katanya di Pekalongan, Selasa, 6 Agustus 2024 seperti dilansir dari Antara.
Menurut dia, tanda-tanda penyakit kusta antara lain bercak putih atau merah mati rasa (tidak gatal dan tidak sakit), serta tidak sembuh dengan obat kulit biasa.
Wilayah Lembab
Kota Pekalongan, kata dia, merupakan daerah yang cukup lembab, apalagi di beberapa wilayah terdampak rob yang berpotensi pertumbuhan kuman Mycobacterium leprae dapat berkembang dengan sangat cepat.
Baca Juga: Gandeng Kabupaten/Kota, Pemprov Jateng Kembangkan Wisata Lewat Pakudjembara
“Memang penularan kusta memang tidak mudah, jika digambarkan 10 kontak erat hanya 3 persen saja yang bisa sakit kemudian ada yang tertular tetapi sembuh sendiri,” katanya.